Pendahuluan

Buku ini adalah sebuah tulisan yang menampilkan sejarah dimulainya seni ukir di jepara. Beberapa foto hasil karya ukiran kaligrafi semenjak tahun 1968 sebagai dokumentasi yang masih sempat saya simpan, dan beberapa kliping surat kabar.
Yang kedua. Tentang Jepara dan Keling ketika diperintah oleh seorang Ratu Shima di Kerajaan Kalingga, di sebelah utara kota Jepara. Yang ketiga. Tentang Jepara di bawah pemerintahan Kerajaan Demak. Jepara pada tahun 1536-1549 diperintah oleh Pangeran Hadirin dengan istrinya Ratu Retno Kencono (Ratu Kalinyamat). Terjadi perselisihan antara pangeran Hadirin dengan Aryo Penangsang dengan tewasnya Pangeran Hadirin pada Tahun 1549. Atas meninggalnya suaminya, Nimas Ratu Kalinyamat kemudian bertapa di hutan Donorojo Keling sampai Aryo Penangsang tewas oleh Suto Wijoyo, barulah Ratu Kalinyamat turun dari hutan Donorojo. Kemudian dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Nimas Ratu Kalinyamat. Dalam pemerintahan Nimas Ratu Kalinyamat, pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan dengan hasil komoditas rempah-rempah serta kerajinan seni ukir, hasil karya penduduk jepara. Nimas Ratu Kalinyamat disegani oleh orang Portugis karena beliau pemberani dan berjiwa patriotisme dalam melawan penjajah Portugis. Orang Portugis menyebutnya sebagai wanita yang berkuasa, perkasa, pemberani, kaya raya dijuluki “RAINHA DE JEPARA SENORA DE RICA” (bahasa Portugis), yang artinya. Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya. Begitu perkasanya seorang Nyai Ratu.     
Yang ke empat. Tentang Perjalanan panjang dimulainya kerajinan seni ukir, sampai pada masa   R.A. Kartini, hingga El-Surayya Art mulai menekuni  kerajinan seni ukir beberapa motif,dan kaligrafi ukir dari media kayu,kemudian menulis sebuah buku tentang di mulainya perkembangan seni ukir kaligrafi dan ekspresi huruf hijaiyyah.
Yang kelima. Tentang penampilan beberapa profil Masjid yang interiornya dibuat oleh El-Surayya Art.

0 komentar:

Posting Komentar