Ki Sungging Badarduwung

Nama Ki Sungging Badarduwung sangat asing bagi orang-orang di luar Jepara. Tetapi nenek moyang orang Jepara ini sangat terkenal di Jepara, karena beliau adalah cikal bakalnya masyarakat Jepara hingga pinter mengukir, dan hasilnya menjadi komoditas  meubel ukir  ke seluruh dunia.
Sebelum diangkat menjadi punggawa kesunanan di Jepara oleh Pangeran Hadlirin, Beliau dengan nama Cina, karena Ki Sungging Badarduwung adalah kelahiran Cina yang merantau ke Jepara. Akhirnya menjadi sahabatnya  Pangeran Hadlirin.
Pada suatu hari, Pangeran Hadlirin mendapat tugas dari Raden Patah untuk mengambil singgasana Prabu Brawijaya V, yaitu ayah Raden Patah sebagai Raja Majapahit. Pangeran Hadlirin tidak sanggup dan tidak mampu melaksanakan perintah tersebut. Sebagai sahabat, maka Ki Sungging Badarduwung bersedia membantu untuk mengambil kursi singgasana Prabu Brawijaya V, kemudian Ki Sungging Badarduwung berangkat ke Majapahit. Di tengah perjalanan, Ki Sungging Badarduwung bertemu dengan Sunan Kalijaga (Raden Said). Sunan Kalijaga tahu bahwa niat Ki Sungging Badarduwung untuk mengambil kursi singgasana ke Majapahit sangat berat dan tidak mungkin bisa. Sunan Kalijaga akhirnya memberi seperangkat alat-alat ukir tatah/pahat serta disarankan membuat kursi duplikat saja, yaitu  kursi singgasana Raja Brawijaya tiruan.  Ki Sungging Badarduwung berhasil membuat dan mengukir kursi tersebut mirip dengan aslinya. Setelah kursi singgasana jadi, kemudian diserahkan kepada sahabat karibnya, yaitu Pangeran Hadlirin di desa Mantingan Jepara. Saking miripnya kursi tersebut, Pangeran Hadlirin tidak tahu bahwa kursi singgasana kerajaan Majapahit tersebut adalah duplikat, atau orang sekarang mengenal istilah aspal, asli tapi palsu.
Kursi diserahkan kepada Raden Patah di Demak dan Pangeran Hadlirin mendapat hadiah menjadi Sunan di Jepara  kemudian menikah dengan Retno Kencono akhirnya bergelar Ratu Kalinyamat. Pangeran Hadlirin dibunuh oleh Aryo Penangsang, Ratu Kalinyamat sangat sedih atas kematian suaminya. Akhirnya Ratu Kalinyamat pergi bertapa di Donorojo,dan tidak akan kembali ke istana sebelum Ariya Penangsang terbunuh. Sejarah mencatat akhirnya Ki Sungging Badarduwung diangkat menjadi Abdi Dalem Kesunanan Mantingan Jepara, karena jasa-jasa Ki Sungging Badarduwung pada masa pemerintahan Sunan Hadlirin sebagai penguasa Jepara di Mantingan.
Sebagai cikal bakalnya seniman ukir di pulau Jawa yang hidup pada masa pemerintahan Sunan Hadlirin. Kecuali pinter mengukir, Ki Sungging Badarduwung juga seorang penyebar  agama Islam yang sangat giat dan gigih, sehingga mayoritas penduduk Jepara  memeluk Agama Islam.

Apa hubungannya dengan kaligrafi yang mulai berkembang di Jepara? Apakah pengukir-pengukir Jepara memang anak cucu Ki Sungging Badarduwung? Bisa juga  benar. Lalu dimana makam Ki Sungging Badarduwung? Pangeran Hadlirin menjadi Sunan Jepara pada tahun 1549 dimakamkan di desa Mantingan  sebelah selatan, 2 km dari pendopo Kabupaten Jepara.

1 komentar: